Selasa, 03 November 2009

General Electric XM214 Minigun

The XM214 Automatic Gun (aka the Minigun) was developed for use mounted in and on helicopters and light aircraft. Like most G.E. Gatling gun type weapons it has six rotating barrels and the potential for a absolutely incredibly high rate of fire. It is electrically driven, and has a firing rate that can be adjusted from 1000 rpm all the way up to a unbelievable 10,000 rpm. In addition to that, it can be set to fire bursts from 30 to 1000 rounds. A real drawback to the higher rates of fire is off course the huge ammunition usage (166 shots per second) , and the power requirements, because firing it at full power it requires some 3.2 hp to drive the barrel assembly.

First seen in the movie "Predator" in 1987, the hand-held Minigun has captured the harts and minds of He-Men everywhere, be it in games or in real life. The very image of Jesse Ventura as Blain, spraying bad guys with a veritable hail of bullets that issued forth from his Minigun Painless was so powerful that the weapon has been seen in both countless other movies *and* in games.

Even in real life the idea caught on surprisingly well. Apparently some of America`s Special Forces guys saw Predator and realized that a hand-held Minigun would be a great asset for clearing out landing zones real fast. Having ample acces to the needed equipment, they started experimenting. And ran into some problems.
The first was that the Minigun weighed in at thirty pounds, which was heavy, but carryable. A backpack with a thousand rounds of ammunition and a linkless belt to the Minigun weighed in at another thirtyfive pounds. Backpacks with two thousand rounds weighed in at sixtyfive pounds, and were totally unrealistic in size. Just the gun and the ammo weighed in at sixtyfive pounds.
The second was that in the movie, the power for the Minigun had been supplied by a pair of truck batteries through a cable that simply ran over the ground, and up into the Minigun. Since those batteries weighed some 30 pounds each, it was obvious that only one could be carried by one person (in addition to all the other equipment the soldier was to carry). Thus, the weapon could never be fired at its full rate of fire.
The third problem was that even at "only" a 1000 rpm rate of fire the gun produces about 11 kg of recoil *continuesly*! And this amount of force increases geometrically in proportion to the rate of fire. Firing a large burst would result in the gunner being spun around by his own weapon, and spraying everything around him indiscriminately with bullets. Including his own comrades.....

After some experimenting it was thus realized that the gun would simply be too heavy and cumbersome to be ever used in real life combat, and the concept was abandoned. No army in the world has a hand-held Minigun in its arsenal.

But, this was for real life. In games, where the gun-toting heroes all have physiques like Jesse Ventura and regularly mow down armies of enemies, a portable Minigun might be feasable. If we take into account that in recent years some manufacturers have made NiCad battery belts for use with Video cameras which weigh much less than truck batteries and can supply enough power to fire a thousand rounds at a firing rate of roughly 2,100 rpm before being empty, the weight problem is slightly allieved. Such a belt will weigh in at around six to eight pounds, as opposed to the sixty pounds for the old Truck batteries. It should be noted that such a battery belt would be completely discharged after firing a thousand rounds, and will require some three to four hours of recharging.
As for the recoil and aiming trouble, in a game a Game Master might simply give the user of such a weapon a appropriate penalty on his firing skills (if any, the weapon has Munchkin written all over it...), and be done with it.
With the weight of the weapon, ammunition, and power supply down to around seventy two pounds, the player gets a weapon which which will fire a thousand rounds in less than thirty seconds, is large and ungainly, and is guaranteed to scare the crap out of anyone he points it at.

Note: Even in a game, this weapon is military issue only! Should you wish to use it in a game, you should keep in mind that not only will it be very difficult to find the weapon (in real life the military guards its Miniguns like they are made of solid gold...), but firing such a weapon with any degree of accuracy should also take inordinate amounts of skill, and the physique of a strong athlete.

Gun Weight: 30 lbs (14 kg)
Ammo Weight:35 lbs (16 kg) per 1000 rounds
Battery Weight:7 lbs (3.5 kg) for 1000 rounds fired
Caliber:.223 NATO.
Overall Length:39 inch (100 cm).
Action:Electrically Powered Gatling.
Mode of Fire: Full Auto Only.
Range:1,000 feet (300 meters).
Magazine:1000 round Backpack.
Cost: $ 25,000 for the Minigun alone.
Made in: USA.
Special: Immense firepower, coupled with a incredible intimidation factor. Military issue only!

Selasa, 27 Oktober 2009

Yang Terburuk dari Real Madrid


AFP
mad - Kalah dari Sevilla yang oke di La Liga Primera atau AC Milan yang memang tangguh di Eropa, mungkin sedikit masih dapat dimaklumi. Tapi untuk kalah dari tim sekelas Alcorcon, inilah performa terburuk Real Madrid.

Setelah melalui awal musim dengan mengesankan, Madrid mulai disapa kekalahan. Yang pertama diberikan oleh Sevilla --yang di papan klasemen ada di posisi tiga di bawah Madrid-- pada awal bulan Oktober ini dalam kompetisi La Liga Primera.

Masih di bulan yang sama, El Real takluk lagi. Kali ini giliran Milan si jawara Eropa tujuh kali yang melibas para pemain bintang Madrid di Santiago Bernabeu dalam ajang Liga Champions.

Rentetan kekalahan di bulan Oktober masih belum tuntas. Rabu (28/10/2009) dinihari WIB, klub gurem bernama Alcorcon yang bermain di Segunda Division B-Grup 2 meluluhlantakkan Raul Gonzalez cs dalam partai leg I Copa del Rey.

"Saya pikir kami harus menempatkan diri di posisi Madridista. Kami minta maaf. Tampilan yang kami tunjukkan malam ini sama sekali tidak melambangkan klub ini dan sejarah yang ada di dalamnya," ucap Raul mencoba memahami kekecewaan fans.

Kalah dari tim yang di atas kertas levelnya jauh di bawah Madrid jelas jadi sebuah pukulan telak untuk klub raksasa Spanyol tersebut. Namun, Raul berjanji perfoma jelek hari ini akan dilunasi dengan tiket lolos ke babak selanjutnya lewat penampilan memukau di leg II.

"Tim ini harus tetap kuat, dan pada hari yang mengecewakan seperti ini kami harus melihat sisi positifnya. Kami melakukan yang terburuk hari ini, jadi mulai besok kami harus terus berusaha. Orang-orang ingin lihat kami menang, jadi tergantung kami untuk mewujudkannya."

"Jika ada klub yang bisa memutarbalikkan situasi, itu adalah Real Madrid. Kami takkan menyerah. Kami akan bertemu lagi dalam dua pekan, saat itu kami punya peluang untuk mengobati luka," seru Raul di situs Madrid.

Tahun lalu Madrid sudah tersingkir dari Copa del Rey pada babak 32 besar. Mereka kalah dari klub Real Union yang kini kini bermain di Segunda Division. Kali terakhir Los Blancos jadi kampiun di kompetisi ini adalah pada 1993 silam.

Citra Los Blancos Tercoreng


Daylife
Jakarta - Tumbangnya Real Madrid di tangan Alcorcon memang bukan kekalahan pertama tim tersebut di musim ini. Namun dibantai 0-4 oleh tim yang secara materi jauh di bawah mereka, Los Blancos merasa citranya sebagai tim besar telah tercoreng.

Kejutan besar terjadi babak 32 besar Copa Del Rey. Bertandang ke Alcorcon, klub dari Divisi III Liga Spanyol, Rabu (28/10/2009) Madrid menyerah dengan kebobolan empat gol tanpa balas.

Kekalahan telak Merengues tersebut jelas di luar dugaan mengingat materi pemain yang dimiliki tim ini yang cukup mumpuni bahkan sampai ke tim lapis ke duanya sekali pun.

Gelandang Madrid, Guti mengaku sangat merasa terpukul dengan hasil memalukan yang diterima timnya tersebut. Pemain asal Spanyol ini mengatakan bahwa citra Madrid sebagai tim raksasa Spanyol dan Eropa telah tercoreng.

"Kami begitu terluka sebagai tim, karena image kami telah rusak. Apa yang terjadi tidak bisa dijelaskan," tukasnya di AS.

Lebih lanjut Guti meminta kepada rekan-rekannya untuk tetap tenang dan mencoba membalas di leg kedua.

"Sekarang kami harus menghadapi leg selanjutnya dan tetap mengenakan jersey kami dengan bangga dan kami tahu apa yang harus dilakukan. Tidak ada yang bisa dijelaskan dan apa yang bisa kami lakukan adalah mengembangkan diri."

Madrid sendiri sebelumnya telah menelan dua kekalahan di semua kompetisi. Namun tertunduk di tangan AC Milan dan Sevilla masih mendapat permakluman mengingat dua tim tersebut merupakan tim besar.

Old Trafford Paling Penuh di Eropa


AFP
Roma - Ada banyak stadion dengan kapasitas besar di Benua Eropa. Tapi kalau soal jumlah penonton terbanyak, Old Trafford milik Manchester United adalah rajanya.

Demikian hasil penelitian yang dibuat Gazzetta dello Sport sepanjang musim 2008/2009 lalu. Old Trafford atau dikenal juga sebagai Theater of Dreams berada di posisi teratas dalam daftar yang berisi 50 stadion di Eropa tersebut.

Sepanjang musim lalu, rata-rata jumlah penonton yang menyaksikan pertandingan The Red Devils adalah 75.304 orang. Dengan jumlah tersebut Old Trafford menggusur Santiago Bernabeu yang jadi juara di tahun sebelumnya. Dengan rata-rata penonton setiap pertandingan berjumlah 70.816 orang, markas Real Madrid itu turun ke tangga keempat.

Yang cukup mengejutkan adalah keberadaan Iduna Park di posisi kedua setelah kandang Borussia Dortmund menampung rata-rata 74.748 penonton setiap laga. Sementara sang juara Eropa, Barcelona, duduk di tangga ketiga dengan jumlah rata-rata penonton Nou Camp di setiap pertandingan berjumlah 71.045.

Meski kompetisnya kalah gemerlap dibanding Spanyol, Italia dan Inggris, Liga Jerman justru menempatkan banyak stadionnya di posisi 10 besar. Berturut-turut melengkapi stadion dengan rata-rata jumlah penonton terbanyak adalah Allians Arena (Bayern Munich, 69.000), Veltins-Arena (Schalke 04, 61.442), Emirates Stadium (Arsenal, 60.040), San Siro (AC Milan, 59.757), Celtic Park (Glasgow Celtic, 57.366), HSH Nordbank Arena (Hamburg SV, 54881).

Masih 100 Lagi, Drogba


Reuters
London - Didier Drogba tengah mengejar suatu pencapaian di Chelsea. Meski jalan untuk mencapainya masih panjang, Drogba optimistis bisa meraihnya. Capaian apa sih?

Drogba yang sejauh ini telah mencetak 102 gol untuk Chelsea kini tengah mengejar catatan Bobby Tambling. Ia merupakan pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah The Blues dengan catatan 202 gol. Itu berarti Drogba masih kurang 100 gol lagi untuk menyamainya.

Sejak datang ke Stamford Bridge pada tahun 2004, Drogba rata-rata membuat 14-16 gol setiap musimnya. Produktivitas tertingginya ada pada musim 2006/07 di mana ia menyumbangkan 33 gol di semua ajang kompetisi.

meski masih jauh, penyerang asal Pantai Gading ini percaya diri bisa menyamai rekor Tambling. bahkan kalau bisa melampauinya.

"Saya merasa masih muda kendati sudah berumur 31 tahun. Saya ingin berlari dan saya tidak mengenal lelah, jadi saya akan melakukan apa pun untuk bisa mencetak 200 gol bagi Chelsea," ujarnya kepada Sky Sports.

"Jika saya sehat dan tak memiliki cedera apa pun, saya bisa melakukannya. Dan jika saya melakukannya, saya juga ingin hal itu diikuti oleh trofi juara. Saya menginginkan trofi Liga Champions dan juga Premier League.'

Drogba masih memiliki ikatan kontrak dengan Chelsea sampai tahun 2012. Itu berarti sampai dirinya berusia 34 tahun. tetapi, seperti apa yang dikatakan olehnya, jika tetap fit dan bebas cedera, catatan berusia 39 tahun itu terbuka untuk disamai atau dilampauinya.

Stadion Mestalla milik Valencia menjadi salah satu yang mengalami penururan paling drastis setelah sebelumnya berada di posisi 28 dan tahun lalu duduk di urutan 41. Kondisi yang berseberangan terjadi pada Sevilla yang naik dari posisi 33 ke 26.

Dari daftar stadion dengan rata-rata jumlah penonton terbanyak tersebut, Liga Inggris dan Liga Jerman mendominasi setelah masing-masing menempatkan 13 venue-nya. Selain Liga Spanyol dan Liga Italia yang sama-sama menempatkan enam stadion, rata-rata jumlah penonton terbanyak ada di Liga Prancis (4 stadion), Liga Belanda (3 Stadion), Liga Portugal (2 Stadion), Liga Turki (2 stadion) dan satu stadion dari Liga Skotlandia.

Ronaldo 'Serahkan' Bola Emas pada Pemain Barca


(AFP/Alex Livesey)
Madrid - Cristiano Ronaldo tidak merasa yakin dirinya akan mempertahankan predikat pemain terbaik Eropa yang disandangnya tahun lalu. Ia "menyerahkannya" kepada salah satu pemain bintang Barcelona.

Dalam daftar 30 kandidat pemenang Ballon d'Or tahun ini, Ronaldo masih tercantum. Bedanya, musim lalu ia mendapatkannya saat berseragam Manchester United, tapi mulai musim ini sudah berbaju Real Madrid.

Meski masih masuk nominasi, pemain internasional Portugal itu punya kriteria tersendiri seputar penghargaan Golden Ball alias "Bola Emas". Menurutnya, pemenang award itu cenderung yang memenangi Liga Champions bersama klubnya -- dan musim lalu ia tidak dapat.

"Karena memenangi Liga Champions, sepertinya seorang pemain dari Barcelona akan memenangi Ballon d'Or. Kalau Manchester United meraih titel itu, mungkin penghargaan itu untuk seorang pemain MU," papar dia kepada AS.

Lalu, siapa pemain Barca yang akan mengikuti jejaknya tahun lalu? Ronaldo menyebut tiga nama. "Saat ini (Andres) Iniesta, Xavi dan (Lionel) Messi bermain sangat baik."

Tahun lalu, saat Ronaldo memenangi Ballon d'Or, ia menyisihkan Messi (runner up) dan striker Liverpool asal Spanyol, Fernando Torres, di tempat ketiga.